Helmi Tolak Undi Ulang Kios Pasar
GADING CEMPAKA, BE - Walikota Bengkulu H Helmi Hasan SE, menolak melakukan pengundian ulang kios Pasar Percontohan Nasional (PPN) Panorama seperti yang diinginkan puluhan pedagang. Namun pedagang yang belum mendapatkan kios, tetap akan diakomodir. \'\'Ketidakpuasan itu akan selalu ada. Yang belum dapat, tidak puas, karena belum dapat tempat.
Yang sudah dapat tempat, tidak puas karena terlalu kecil. Lalu bagaimana usaha pemerintah agar mereka ini mendapat tempat?\" kata Helmi dalam rapat bersama seluruh pejabat eselon II Pemkot, kemarin. Rapat yang digelar usai Sidak ini berjalan alot dan panas. \"Pedagang yang belum dapat akan tetap diakomodir,\" katanya.
Menurut Helmi, dibutuhkan musyawarah sehingga tidak merasa ditinggalkan dan dikucilkan. \'\'Solusinya dapat dilakukan ketika kita berpikir dengan tenang dan berpikir jernih,\'\' tukasnya. Sidak, Helmi Diserbu Pedagang Sebelum rapat membahas masalah penempatan pedagang PPN Panorama ini, Walikota Helmi Hasan dan Wakil Walikota Patriana Sosialinda, menggelar Sidak ke PPN Panorama.
Kunjungan rombongan walikota ini langsung diserbu ratusan pedagang, hingga menyebabkan suasana menjadi penuh sesak serta berdesak-desakan.Hampir semua pedagang ingin menyampaikan aspirasinya, namun sempat dihalang-halangi oleh petugas pasar.
Aksi dorong dan saling tarik antar pedagang tak terbendung. Agar tidak menimbulkan jatuh korban, akhirnya pertemuan dilakukan di hall PPN. Di sini walikota mendengarkan dan meminta stafnya untuk mencatat apa yang menjadi keluhan pedagang. Mulai dari keluhan pedagang tidak mendapatkan kios, auning, adanya praktek dugaan jual beli kios, hingga meminta pengundian yang dilakukan UPTD Pasar Panorama yang digawangi Hermansyah SSos, diundi ulang.
Pedagang juga menyampaikan, beredar SMS tawar menawar antara Kepala UPTD dengan pedagang. Kutipan SMS tersebut yakni, \"Aku nak dengar dulu brapo dana yg ngak aku kluarkan\". Lalu dijawab kepala pasar \"45\" pak herman aku enak la terus trang aku ado dana cuman 35 kali pak herman, nak bantu aku nian,\" begitulah kutipan SMS tersebut.
\'\'Bagi pedagang yang memiliki uang, mungkin hal ini bisa dibeli dengan kisaran 40-45 juta. Sedang pedagang seperti kami yang tidak memiliki duit juga belum mendapatkan kios meskipun kami memiliki STBHM. Untuk itu kami menuntut hak dan keadilan Pak Walikota,\'\' pinta pedagang itu.
Pedagang lain, Yeti meminta pengundian ulang kios dan auning. Dicontohkanya, meski dirinya memiliki STBHM, namun tidak diundang dan belum mendapatkan kios.
\"Saya minta pengundian diulang karena tidak transparan. Apalagi saya ini, pada tahap I belum terakomodir. Saat itu dijanjikan akan diakomodir dalam tahap II, tahu-tahunya saya tidak dapat, saya minta untuk diundi ulang, karena ada kelebihan 16 kios, dan kelebihan ini tidak diundi, informasinya dijual oknum petugas, besaranya saya tidak tahu,\" katanya.
Dalam Sidak kemarin, juga ada pemandangan yang berbeda pada pembangunan auning baru, tepatnya di auning pedagang Batam. Hampir seluruh lantai telah dicorat coret dengan sejumlah nama. \"Corat-coret ini sengaja kami lakukan sebagai bentuk ketidak percayaan pedagang terhadap forum, \" ungkap Yeti.
Sementara Helmi Hasan, terkait dengan isu jual beli kios dan auning, mengatakan, akan mengusut hal tersebut dan meminta agar pedagang bisa memberikan bukti SMS tersebut kepada dirinya, dan oknum yang menerima uang tersebut disarankan untuk mengembalikanya jika tidak, maka akan dilaporkan pada yudikatif, sehingga tidak akan ketidaktransparanan.
Sementara itu, tindakan Kepala UPTD yang berseberangan dengan Kadisperindag, telah didudukkan dalam musyawarah kemarin. \'\'Saya akan memberikan sanksi kepada UPTD sesuai dengan aturan. Kita akan berikan sanksi, tapi jangan sampai menghukum orang di luar kesalahanya, \" tukasnya. (247)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: